SELAMAT BELAJAR
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa
ini perkembangan kondisi ekonomi, sosial, budaya masyarakat semakin pesat.
Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum maju ada
dorongan untuk mengejar ketertinggalannya sehingga dalam waktu yang sesingkat-singkatnya
dapat ikut serta memasuki zaman informasi dan pada akhirnya terciptalah era
globalisasi. Era globalisasi mengharuskan setiap komponen dari masyarakat untuk
berpacu, meningkatkan kompetensi sehingga mampu menjawab tantangan zaman.Memperoleh
karir atau pekerjaan yang layak dan sesuai harapan, merupakan salah satu aspek
terpenting dalam kehidupan manusia yang sehat, di mana pun dan kapan pun mereka
berada. Betapa orang akan merasa sangat susah dan gelisah jika tidak memiliki
pekerjaan yang jelas, apalagi kalau sampai menjadi pengangguran. Demikian pula
banyak orang yang mengalami stress dan frustrasi dalam hidup ini karena masalah
pekerjaan.Pentingnya
terhadap pengenalan karier yang cocok kepada siswa SMA dan SMK sangat
diperhitungkan, dikarenakan untuk menekan angka kesalahan dalam memutuskan
karier ketika usai menitih pendidikan. Pemprograman karier sangatlah penting
sedini mungkin, maka makalah ini akan membahas tentang program bimbingan karier
di SMA dan SMK. 1.2
Tujuan1)
Untuk mengetahuipengertian bimbingan
karier.
2)
Untuk mengetahui program bimbingan
karier di SMA dan SMK.
3)
Untuk mengetahui tujuan bimbingan
karier.
4)
Untuk mengetahui perbedaan bimbingan karier di SMA
dan SMK 1.1
Sasaran
dan Manfaat
Penulisan makalah ini di tujukan
kepada siswa/siswi yang sedang mengenyam pendidikan SMA dan SMK. Dengan adanya
makalah ini diharapkan agar setiap individu khususnya siswa agar dapat
mengetahui potensi yang dimilikinya agar potensi tersebut dapat berkembang,
sehingga dapat menitih karier yang cocok dengan diri individu tersebut.II.
TEORI
2.1 Pendapat
Bimbingan Karier menurut PakarBimbingan
karir menurut Rochman Natawidja (dalam Anorags, 2006), mendefinisikan bahwa
bimbingan karir ialah proses membantu seseorang untuk mengerti dan menerima
gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran dunia kerja di luar dirinya,
mempertemukan gambaran tentang diri tersebut dengan dunia kerja, untuk pada
akhirnya dapat :
·
Memilih
bidang pekerjaan
·
Menyiapkan
diri untuk bidang pekerjaan
·
Memasukinya
·
Dan
membina
karir dalam bidang tersebut.
Munadir,
menjelaskan bahwa bimbingan karir merupakan salah satu jenis bimbingan yang
berusaha membantu individu dalam memecahkan masalah karir (pekerjaan) untuk
memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya untuk masa depannya. Dalam teorinya
Donal Super memandang bahwa pemilihan karir merupakan implementasi konsep diri
seseorang memiliki kualifikasi untuk bidang pekerjaan dan setiap pekerjaan
menuntut suatu pola karakteristik kecakapan dan sifat-sifat pribadi (dengan
toleransi yang luas). Bimbingan karir adalah layanan bimbingan yang diberikan
pada siswa untuk dapat merencanakan dan mengembangkan masa depannya, berkaitan
dengan dunia pendidikan maupun dunia karir.
Menurut
Conger (Yusuf, 2006:83) mengemukakan bahwa suatu pekerjaan bagi siswa SMK/SMA
merupakan sesuatu yang secara social diakui sebagai cara (langsung atau tidak
langsung) untuk memenuhi kebutuhan, mengembangkan perasaan eksis dalam
masyarakat, dan memperoleh sesuatu yang diinginkan dan mencapai tujuan hidup. III. PERMASALAHAN
1)
Apa
pengertian bimbingan karier ?
2)
Apa
saja pertimbangan perencanaan bimbingan karier SMA dan SMK?
3)
Apa
tujuan bimbingan karier di SMA dan SMK ?
4)
Apa
pengertian program bimbingan karier ?
5)
Apa
tujuan bimbingan karier di SMA dan SMK ?
6)
Apa
manfaat penyusunan program bagi konselor ?
7)
Apasaja
jenis-jenis layanan bimbingan karier?
IV. PEMBAHASAN
4.1 Pengertian
Bimbingan karier
Bimbingan
karir di sekolah adalah upaya untuk membantu individu atau siswa untuk memahami
dan menggunakan secara luas kesempatan-kesempatan pendidikan, jabatan, dan
pribadi yang mereka miliki atau mereka dapat mengembangkan sebagai suatu bentuk
bantuan yang sistematis untuk dapat memperoleh penyesuaian baik terhadap
sekolah, siswa, maupun kehidupannya.
Bimbingan
karir adalah kegiatan dan layanan bantuan kepada para siswa dengan tujuan agar
mereka memperoleh pemahaman dunia kerja dan akhirnya mereka mampu menentukan
pilihan kerja dan menyusun perencanaan karir. Bimbingan karir merupakan satu
system pelaksanaannya perlu ditunjang dengan teknik-teknik bimbingan yang lain,
yang terutama diantaranya adalah konseling dalam hal ini konseling karir.
Bimbingan karir merupakan usaha individu dalam memecahkan masalah pekerjaan
yang sesuai dengan kemampuan diri dan lingkungannya (dalam Abu, Ahmadi).Menurut
beberapa pengertian dari para ahli maka dapat disimpulkan bahwa Bimbingan karir
adalah usaha bantuan yang diberikan kepada individu untuk mengetahui agar
individu dapat mengenal dirinya, memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja,
merencanakan masa depannya, dengan membentuk kebahagiaan hidup yang sesuai dengan
yang diharapkan. 4.2 Pertimbangan Perencanaan Bimbingan
Karier
1.
Perencanaan
Bimbingan Karier di SMA
Ada beberapa kepentingan khusus
dalam menghubungkan bimbingan karier dengan siwa-siswa di SMA yaitu:·
Karena banyak siswa akan
menyelesaikan pendidikan formalnya di SMA dan karena itu mengakiri
kesempatan-kesempatannya untuk analisis dan mudahnya perkembangan kariernya
yang sistematik.
·
Penekanan utama bimbingan karier di
SMA hendaknya pada perencanaan khusus dan komprehensif tentang pilihan-pilhan
pendidikan dan okupasional awal, lanjutan dan masa depan.
·
Karena sifat siswa-siswa SMA dan
keragaman tujuan-tujuannya, maka bimbingan karier di SMA harus mencangkup
pengalaman-pengalaman konseling dan bimbingan perkembangan yang berkenaan
dengan kebiaaan-kebiasaan studi, hubungan-hubungan insani dalam pekerjaan,
perencanaan karier dan pendidikan
tehknik-tehknik mencari pekerjaan dan keterampilan-keterampilan
wawancara pekerjaan.
·
Keputusan-keputusan harus diambil
mengenai bangai mana bimbingan dan penempatan karier akan sesuai atau berbeda
di SMA.
·
Siswa SMA dihadapkan pada
tekanan-tekanan internal dan eksternal untuk mengambil keputusan-keputusan dan
mengejar tipe-tpe hasil khusus
·
Keterampilan-keterampilan verbal dan
konseptual siswa-siswa SMA lebih berkembang dari pada mereka yang masih di SMP
·
Karena kombinasi-kombinasi utama
dari kemungkinan-kemungkinan sesudah SMA cukup jelas. Bimbingan karier membantu
siswa-siswa SMA dalam mempertimbangakan keuntungan-keuntungan dan
kerugian-kerugiannya masing-masing.
2.
Perencanaan Bimbingan Karier di SMK
•
Pengaruh perubahan fisik dan psikis
terhadap pengembangan persiapan karier.
•
Memanfaatan hubungan teman sebaya
dalam upaya pengembangan persiapan karier; praktik memanfaatan hubungan teman
sebaya dalam upaya pengembangan persiapan karier dan pengembangan karier.
•
Keterkaitan antara nilai dan
cara-cara bertingkah laku dalam kehidupan
•
Pengaruh kemampuan, bakat, dan minat
terhadap karier; identifikasi pengaruh kemampuan, bakat, dan minat sendiri
terhadap pilihan karier; identifikasi arah kecenderungan karier sendiri sesuai
dengan kemampuan, bakat, dan minat; identifikasi apresiasi berbagai jenis
karier termasuk karier dalam bidang seni tanpa terlalu terikat pada kemampuan,
bakat, dan minat sendiri.
•
Keterkaitan pengetahuan dan
keterampilan program SMK dengan karier -karier tertentu; praktik peningkatan
keterkaitan pengetahuan dan keterampilan program SMK dengan karier-karier
tertentu; keterkaitan pengetahuan dan keterampilan program SMK dengan arah
pengembangan karier yang diinginkan; identifikasi pilihan pengembangan
persiapan karier yang diinginkan; identifikasi peranan kehidupan masyarakat
untuk pengembangan persiapan karier yang diinginkan; praktik peranan kehidupan
masyarakat untuk pengembangan persiapan karier yang diinginkan.
•
Kehidupan karier sesuai dengan
gambaran tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi;
cara-cara mewujudkan sikap dasar dalam pengembangan karier untuk kehidupan
mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi, serta penerapannya.
•
Penerapan sistem etika dan nilai
dalam pekerjaan dan pengembangan karier.
4.3 Tujuan
Bimbingan Karier
Tujuan
akhir bimbingan dan konseling di sekolah secara umum sama dengan fungsi dan
tujuan pendidikan nasional; sebagaimana tercantum dalam Undang-undang RI No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3, yang berbunyi
sebagai berikut. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
- Tujuan
Bimbingan Karier di SMA
Pelajar
di sekolah menengah atas akan sampai pada tingkat kematangan karir yang berbeda
melalui rute yang berbeda (lancar atau tidak lancar), maka aktivitas
bimbingan karier harus memiliki tiga penekanan yaitu: mendorong perkembangan
karier, menyediakan perlakuan, dan membantu penempatan (mengacu kepada
perpindahan pelajar ketingkat pendidikan selanjutnya atau kekehidupan
pekerjaan).Kegiatan
bimbingan karier pada sekolah menengah atas harus bisa mengantar setiap pelajar
untuk menanggulangi tugas perkembangan menuju perkembangan karier, dan
membimbing pelajar kepada kreasi dan prestasi dari seperangkat pilihan dan
rencana yang akan di tetapkan. Penekanan-penekanan utama dalam
aktivitas-aktivitas bimbingan karier untuk berbagai individu haruslah
didasarkan pada intensitas perencanaan, kesiapan berpartisipasi dalam kehidupan
sebagai pribadi yang independent, dan keterarahan individu-individu kepada
tujuan.Dalam
hubungan dengan itu, the nasional
conference on Guidance, Counseling, and placement in Career Development and
Education Occupasional Decision-Making merekomendasikan tujuan-tujuan untuk
aktivitas bimbingan karier di sekolah menengah atas sebagai berikut:·
Siswa
mengembangkan kesadaran akan perlunya implementasi yang lebih khusus dari
tujuan-tujuan karier.
·
Siswa
mengembangkan rencana-rencana yang lebih khusus guna mengimplementasikan
tujuan-tujuan karier.
·
Siswa
melaksanakan rencana-rencana untuk dapat memenuhi syarat-syarat memasuki
pekerjaan dengan mengambil mata pelajaran di tingkat sekolah lanjutan, dengan
latihan dalam jabatan, atau dengan mengejar latihan lebih lanjut di perguruan
tinggi atau pendidikan pasca sekolah lanjutan yang mengantar pada
kualifikasi-kualifikasi untuk suatu okupasi khusus.
Hermawan
mengemukakan tujuan tujuan bimbingan karier di SMA yang meliputi membantu siswa
siswa belajar untuk:·
Menunjukkan
hubungan antara hasil-hasil belajar, nilai-nilai aspirasi aspirasi pendidikan
dan kariernya
·
Menganalisis
kompetensi pribadi sekarang dalam keterampilan keterampilan yang diperlukan
untuk pilihan-pilihan karier dan mengembangkan rencana-rencana untuk memperkuat
keterampilan ini bila di perlukan
·
Memegang
tanggung jawab dalam perencanaan karier dan konsekuensi- konsekuensinya.
·
Siap
untuk memenuhi syarat bagi taraf memasuki pekerjaan-pekerjaan dengan mengambil
mata pelajaran yang sesuai, dengan pendidikan kooperatif, atau dengan
latihan-latihan dalam jabatan.
·
Siap
untuk memenuhi syarat bagi pendidikan pasca sekolah lanjutan dengan mengambil
mata pelajaran yang diperlukan oleh tipe program dan lembaga yang diinginkan
(perguruan tinggi, perdagangan, atau perusahaan)
·
Mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan keterampilan yang berhubungan dengan kehidupan
sebagai konsumen.
·
Mengembangkan
keterampilan-keterampilan yang berhubungan dengan penggunaan efektif waktu
luang.
·
Secara
sistematis dapat menguji realitas pilihan-pilihan karier dengan
menghubungkannya dengan hasil belajar dalam mata pelajaran.
- Tujuan
Bimbingan Karier di SMK
Posisi
layanan bimbingan karier di SMK hendaknya mampu membantu siswa menyelesaikan
tugas perkembangannya di bidang karier yang berada pada tahap eksplorasi.
Posisi layanan bimbingan karier di SMK adalah membantu siswa mencari dan
menemukan bidang karier yang cocok dengan dirinya. Layanan bimbingankarier di
SMK hendaknya membantu siswa agar mampu:·
Mengembangkan
kesadaran akan perlunya penerapan yang lebih khusus dari tujuan karier;
·
Mengembangkan
rencana-rencana yang lebih khusus guna menerapkan tujuan karier;
·
Melaksanakan
rencana-rencana untuk dapat memenuhi syarat guna memasuki pekerjaan dengan
mengambil mata pelajaran yang mendukung pekerjaan, latihan dalam jabatan, dan
mengejar latihan lebih lanjut di perguruan tinggi atau pendidikan setelah
sekolah lanjutan yang mengantarkan siswa pada kualifikasi untuk suatu pekerjaan
khusus.
Adapun
secara khusus, tujuan bimbingan karier di SMK adalah untuk membantu atau
memfasilitasi perkembangan individu (siswa) agar memiliki kemampuan-kemampuan
sebagai berikut :
- Dapat
memahami dan menilai dirinya sendiri, terutama yang berkaitan
dengan
potensi yang ada dalam dirinya, mengenai kemampuan minat,
bakat, sikap
dan cita-citanya.
- Memahami
dan menyadari nilai-nilai yang ada dalam dirinya dan yang
ada dalam
masyarakat.
- Mengetahui
berbagai macam pekerjaan yang berhubungan dengan
potensi yang ada dalam
dirinya, mengetahui jenis-jenis pendidikan dan latihan yang diperlukan
bagi suatu bidang tertentu, memahami hubungan bidang usaha dirinya
sekarang dengan masa depannya.
- Menemukan
hambatan-hambatan yang mungkin timbul yang disebabkan oleh dirinya sendiri
dan faktor lingkungan, serta mencari jalan untuk dapat mengatasi
hambatan-hambtan tersebut.
- Para
siswa dapat merencanakan masa depannya serta menemukan karir dan
kehidupannya yang serasi dan sesuai.
- Membentuk
pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier. Misalnya, apabila
seorang siswa bercita-cita menjadi pemandu wisata, dia senantiasa harus
mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karier
kepariwisataan.
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan kariryang ada di SMA ataupun
di SMK merupakan salah satu usaha untuk memberikan persiapan dalam merencanakan
dunia karir untuk masa depannya. 4.4 Jenis-Jenis
Layanan Bimbingan Karier
1)
Layanan
Orientasi
Layanan
orientasi merupakan layanan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru atau
seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya. Allan dan McKean menegaskan
bahwa tanpa program-program orientasi, periode penyesuaian untuk sebagian besar
siswa berlangsung kira-kira tiga atau empat bulan. Dalam kaitan itu, penelitian
Allan dan McKean menunjukkan beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, yaitu
:
- Program
orientasi yang efektif mempercepat proses adaptasi dan juga memberikan
kemudahan untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
- Murid-murid
yang mengalami masalah penyesuaian kurang berhasil disekolah.
- Anak-anak
dari kelas sosio-ekonomi yang rendah memerlukan waktu yang lebih lama
untuk menyesuaikan diri daripada anak-
14
anak dari kelas sosio-ekonomi
yang lebih tinggi.
2)
Layanan
Informasi
Layanan
informasi adalah layanan berupa pemberian pemahaman kepada siswa tentang hal
yang diperlukan untuk menjalani tugas dan kegiatan di sekolah dan untuk
menentukan dan mengarahkan tujuan hidup. Adapun bahan informasi yang diberikan
pada siswa sesungguhnya adalah data yang telah dikumpulkan dan diolah,
informasi yang diberikan adalah informasi yang relevan dengan kebutuhan siswa
dalam rangka pemahaman diri, lingkungan, pengarahan diri, pembuatan
keputusan-keputusan tentang pilihan, dan pemecahan masalah yang dihadapi.Jenis-jenis
informasi yang diberikan kepada siswa yaitu :
- Informasi
bidang belajar.
3)
Layanan
Penempatan
Layanan
penempatan adalah upaya terencana dan sistematis untuk menempatkan siswa pada
posisi atau tempat yang sesuai dengan bakat minat dan kemampuannya.
- Layanan
Penempatan di dalam Kelas
- Penempatan
ke dalam Kelompok Belajar.
- Penempatan
ke dalam Kegiatan Ko/Eksta Kurukuler
- Penempatan
ke Jurusan/Program Studi.
4)
Layanan
Pembelajaran
Layanan
pembelajaran adalah layanan yang diberikan kepada siswa agar mampu
mengembangkan sikap dan kebiasaan yang baik. Pembelajaran adalah proses
dirancang untuk membawa siswa aktif dalam suasana belajar yang penuh dengan
makna, merangsang siswa untuk menggali, menemukan dan menguasai pelajaran.
Layanan pembelajaran dapat diberikan melalui tahap-tahap sebagai berikut :·
Pelayanan
siswa yang mengalami masalah belajar.
·
Masalah
belajar memilki berbagai macam bentuk seperti : Prestasi
dibawah kemampuan,
yaitu keadaan siswa yang memilki prestasi
dibawah kemampuan yang dimilki.
·
Ketercepatan
dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki
kemampuan inteligensi yang
sangat tinggi. Sehingga ia dapat menyerap materi pelajaran dengan cepat
melebihi teman-teman yang lain.
·
Sangat
lambat dalam belajar, yaitu siswa yang mempunyai kemampuan akademik jauh berada
di bawah teman sebaya.
·
Kurang
motivasi dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam
belajar. Hal ini juga merupakan penyakit rohani yang bila tidak segera
diantisipasi bias meruntuhkan masa depannya.
·
Sikap
mental yang buruk dalam belajar, yaitu kebiasaan buruk yang
dilakukan siswa,
seperti menunda-nunda pekerjaan, suka bersantai,
tidak serius, membenci guru,
membenci mata pelajaran dan sebagainya.
5)
Layanan
Bimbingan Individu
Bimbingan
individu adalah pelayanan khusus dalam hubunganlangsung
tatap muka antara konselor dan klien. Dalam hubungan ini klien dicermati dan
diupayakan pengentasannya, sedapat-dapatnya dengan kekuatan klien sendiri. 6)
Layanan
Bimbingan Kelompok
Bimbingan
kelompok adalah layanan yang diberikan kepada sekelompok siswa baik ada masalah
atau tidak ada masalah. Jumlah anggota berkisar antara 10-30 orang.
Bimbingan
kelompok diberikan dalam suasana kelompok. Gazda mengemukakan bahwa bimbingan
kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk
membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat. 4.5 Program
Bimbingan Karier
Setiap
kegiatan perlu didahului dengan pembuatan suatu program. Hal ini agar apa yang
menjadi tujuan semula dapat tercapai atau sekurang- kurangnya membatasi
penyimpangan yang terlalu jauh. Sebab dengan pembuatan suatu program telah
dipertimbangkan dengan kondisi tempat, sekolah, kemampuan yang ada, fasilitas,
kesempatan, sasaran didik, personalia dan sebainya. Program Bimbingan Karir secara
umum yang meliputi karier di sekolah SMA dan SMK antara lain :
· Pelaksanaan bimbingan karir di
sekolah harus didasarkan kepada hasil penelusuran yang cermat terhadap
kemampuan dan minat siswa serta pola dan jenis karir dalam masyarakat.
· Pemilihan dan penentuan jenis
bidang karir didasarkan kepada keputusan siswa sendiri melalui penelusuran
kemampuan dan minat serta pengenalan karir dalam masyarakat, baik karir yang
telah berkembang maupun karir yang mungkin dapat dikembangkan dalam mayarakat.
· Pelaksanaan bimbingan karir harus
merupakan sustu proses yang
berjalan terus mengikuti pelaksaan program
pendidikan di sekolah
dan sebaiknya juga setelah tamat sekolah.
· Pelaksanaan bimbingan karir harus
merupakan perpaduan
pendayagunaan setinggi-tingginya potensi siswa dan potensi
lingkungannya.
· Pelaksanaan bimbingan karir
jangan sampai menimbulkan tambahan
beban pembiayaan yang berlebihan.
· Pelaksanaan bimbingan karir harus
menjalin hubungan kerja sama
antara sekolah, dengan unsur-unsur di luar sekolah,
dan bersifat saling menunjang fungsi masing-masing serta mengarah kepada
pencapaian tujuan pembinaan generasi muda yang diharapkan.
· Tujuan penyusunan program tidak
lain agar kegiatan BK disekolah dapat terlaksana dengan lancar, efektif, dan
efisien, serta hasil-hasilnya dapat dinilai.
4.6 Cara Penyusunan
Program
- Memfasilitasi Perkembangan Pengetahuan Dunia Kerja
Pengetahuan tentang dunia kerja
adalah segala informasi tentang dunia kerja. Hal itu penting dilakukan agar
siswa mengalami kemudahan dalam memiliki informasi berbagai hal tentang
pekerjaan, baik yang diminati maupun tidak diminati. Tujuan proses ini adalah
agar siswa memiliki wawasan yang jelas dan luas tentang berbagai pekerjaan.
Secara garis besar pengetahuan dunia kerja tercakup dalam lima aspek.Pertama,
pengetahuan tentang cara orang lain (yang sudah berkarier) mempelajari
pekerjaan. Pengetahuan ini akan menjadi bahan pertimbangan bagi siswa dalam
mengidentifikasi dan menentukan pekerjaan yang akan menjadi bidang karier
pilihannya di masa depan.
Kedua,
pengetahuan tentang cara orang lain (yang sudah berkarier) memahami minat dan
kemampuannya dalam berkarier. Banyak cara untuk memahami minat dan kemampuan.
Bahkan, di zaman sekarang, minat dan kemampuan dapat dengan segera diketahui
melalui berbagai jenis tes. Umumnya, baru sebatas informasi sehingga belum
dapat dijadikan dasar untuk menentukan pengambilan keputusan karier. Tentu akan
berbeda hasilnya jika cara memahami minat dan kemampuan dalam berkarier digali
dari orang lain terutama yang berhasil dalam berkarier. Siswa akan mengetahui
cara mengaktualkannnya dalam menempuh perjalanan karier.
Ketiga,
pengetahuan tentang persyaratan yang dibutuhkan untuk memasuki sebuah
pekerjaan. Pengetahuan ini mencakup persyaratan fisik, administrasi, dan
akademik. Bahkan, pengetahuan tentang persyaratan personal dan profesional.
Apabila siswa ingin berkarier dalam bidang profesi pendidikan,
misalnya guru, ia harus mengetahui
bahwa salah satu persyaratan fisiknya tidak mengalami kecacatan yang dapat
menghambat pembelajaran, persyaratan administrasinya mengirim lamaran,
persyaratan akademiknya memiliki ijazah sarjana kependidikan dengan IPK
tertentu.Keempat,
pengetahuan tentang tugas beberapa pekerjaan. Agar siswa tidak gamang dengan
pelaksanaan suatu pekerjaan tertentu, ia perlu memiliki pengetahuan tentang
tugas dan kewajiban pekerjaan tertentu, terutama beberapa pekerjaan yang
diminatinya. Misalnya, rincian tentang deskripsi pekerjaan, dan lama jam kerja.
Kelima,
pengetahuan tentang alasan orang lain berganti atau pindah
pekerjaan.Pengetahuan ini amat penting terutama untuk mengembangkan dasar-dasar
logika siswa dalam memilih pekerjaan yang diminatinya. Dengan berbekal
kemampuan ini dasar pertimbangan siswa memilih suatu pekerjaan sebagai bidang
kariernya betul-betul berangkat dari pertimbangan logis bukan semata
pertimbangan minat saja lebih-lebih jika hanya menggunakan pertimbangan
emosional.
- Memfasilitasi Pengetahuan tentang Kelompok Pekerjaan
yang Lebih Disukai
Jika dalam mengembangkan pengetahuan
tentang informasi dunia kerja konselor atau guru memberi kemudahan kepada siswa
untuk memiliki informasi umum tentang berbagai pekerjaan baik yang diminati
maupun tidak, dalam mengembangkan pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang
lebih disukai konselor atau guru memberi kemudahan kepada siswa untuk memiiki
pengetahuan tentang pekerjaan tertentu yang diminatinya. Mungkin hanya satu
pekerjaan yang ia minati atau mungkin beberapa pekerjaan. Ini penting dilakukan
agar siswa mengalami kemudahan dalam memiliki informasi berbagai hal tentang
pekerjaan yang diminatinya. Tujuan mendasar dari proses ini adalah agar siswa
memiliki wawasan yang jelas dan spesifik tentang pekerjaan yang ia minati Secara garis besar pengetahuan dunia
kerja yang lebih disukai tercakup dalamlima aspek. Pertama, pengetahuan
tentang tugas dari pekerjaan yang diminati.Misalnya, siswa mengetahui dan
memahami deskripsi pekerjaan, tuntutan kerja, dan kewajiban kerja. Kedua,
pengetahuan tentang peralatan atau perlengkapan yang dibutuhkan dari pekerjaan
yang diminati. Ketiga, mengetahui persyaratan fisik dari pekerjaan yang
diinginkan. Keempat, mampu mengidentifikasi alasan dalam memilih pekerjaan
yang diminati. Kelima, mengetahui risiko-risiko yang mungkin muncul dari
bidang pekerjaan yang diminati.
- Memfasilitasi Pengetahuan tentang Membuat Keputusan
Pembuatan keputusan berarti proses
penentuan pilihan. Memfasilitasipengembangan pengetahuan tentang
membuat keputusan berarti proses bantuan untuk memudahkan siswa menentukan
pilihan, yang dalam konteks ini adalah pilihan karier. Ini penting bagi siswa
agar keputusan-keputusan hidup selama menjadi siswa dapat mendasari keputusan
karier masa depannya. Tujuan upaya ini adalah agar mereka dapat menentukan
keputusan kariernya dengan tepat ketika masuk dunia kerja untuk berkarier.Ada tiga aspek yang mendasari
pengetahuan tentang membuat keputusanKarier, yaitu :Pertama,
pemahaman tentang cara dan langkah-langkah membuat keputusan karier.
Kedua,
dorongan dan aktivitas dalam mempelajari bagaimana orang lain, terutama orang
yang berhasil dalam kariernya, membuat keputusan karier.
Ketiga,
kemampuan menggunakan pengetahuan dan pemikiran untuk membuat keputusan karier.
Segala pengetahuan yang diperoleh siswa diarahkan agar mereka mampu mendasari
keputusan karier masa depannya. Agar keputusan karier tidak hanya didasari oleh
minat dan/atau emosi saja, kemampuan berpikir logis perlu dikembangkan sehingga
pengambilan keputusan karier berangkat dari alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
- Memfasilitasi Perencanaan Karier
Perencanaan karier adalah aktivitas
siswa yang mengarah pada keputusankarier masa depan. Aktivitas
perencanaan karier sangat penting bagi siswa terutama untuk membangun sikap
siswa dalam menenmpuh karier masa depan. Tujuan utamanya adalah siswa memiiki
sikap positif terhadap karier masa depan terutama bidang karier yang
diminatinya.Ada lima aktivitas yang perlu
difasilitasi konselor atau guru dalam perencanaan karier siswa.Pertama,
mempelajari semua informasi tentang karier, mulai dari konsepsi tentang karier,
langkah-langkah pengambilan keputusan karier, jenis karier, cara memperoleh
karier, cara berpindah karier, dan lain-lain.
Kedua,
berdiskusi dengan orang yang dituakan tentang rencana karier masa depan. Orang
yang dituakan, misalnya orang tua, kakak, konselor, guru, dan ustad.
Ketiga,
mengikuti kursus sesuai dengan bidang karier yang diminati. Misalnya, bagi
siswa yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi pada program studi Bahasa
Inggris ia sebaiknya memperoleh kemudahan dari pihak sekolah untuk mengikuti
atau memperdalam bahasa Inggris.
Keempat,
berpartisipasi dalam kegiatan ekstra kurikuler atau bekerja paroh waktu (part time),
sesuai dengan karier yang diminati. Misalnya, dikembangkan program magang
sesuai dengan minat karier siswa.
Kelima,
mengikuti pelatihan atau pendidikan yang sesuai dengan minat karier masa depan.
- Memfasilitasi Eksplorasi Karier
Eksplorasi karier adalah aktivitas
siswa untuk memanfaatkan orang tua, guru, konselor, ahli dalam karier,
buku-buku, atau sumber lain yang relevan sebagai sumber informasi karier.
Pentingnya eksplorasi karier seperti ini adalah agar siswa mampu memanfaatkan
berbagai sumber informasi karier sehingga iamemiliki informasi karier yang
lengkap. Ada dua aspek yang perlu difasilitasi konselor agar eksplorasi karier
siswa optimal. Pertama, memfasilitasi tumbuhnya keinginan untuk memanfaatkan
sumber-sumber informasi karier. Pada aspek ini perlu difasilitasi keinginan dan
komitmen yang kuat untuk senantiasa memanfaatkan sumber informasi karier. Kedua,
memfasilitasi proses pemanfaatan sumber informasi karier sehingga sumber
informasi karier yang berupa manusia seperti guru, konselor dan lain-lain atau
benda, seperti buku dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi karier.
- Memfasilitasi Realisme
Realisme adalah komitmen untuk
memilih karier yang realistis, yakni pemilihan karier yang mempertimbangkan
kondisi objektif karakteristik diri sendiri, kesempatan, dan tuntutan
lingkungan. Tujuan utama memfasilitasi relisme adalah agar siswa mampu
menentukan pilihan karier masa depan secara realistis. Ada empat kemampuan yang
perlu dikembangkan pada diri siswa sebagai aspek realisme. Pertama, pengembangan
kemampuan memahami kelebihan dan kekurangan diri berkaitan dengan pilihan
karier masa depan. Kedua, pengembangan kemampuan menganalisis faktor-faktor yang
akan mendukung pilihan karier masa depan. Ketiga, pengembangan kemampuan
menanalisis kesempatan yang berkaitan dengan pilihan karier masa depan. Keempat, pengembangan kesadaraan dan
penerimaan diri secara realistis atau apa adanya berkaitan dengan pilihan
karier masa depan. 4.6 Manfaat
Penyusunan Program
Prayitno
(2000) mengemukakan beberapa keuntungan disusunnya suatu program, yaitu :·
Memungkinkan
Guru Pembimbing untuk menghemat waktu, usaha, biaya, dengan menghindarkan
kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, daan usaha coba-coba yang tidak
menguntungkan.
·
Siswa
asuh akan menerima pelayanan bimbingan dan konseling secara seimbang dan
menyeluruh, baik dalam hal kesempatan, bidang bimbingan dan jenis-jenis layanan
bimbingan yang diperlukan.
·
Setiap
Guru Pembimbing harus mengetahui peranannya masing-masing dan mengetahui pula
bilamana dan dimana harus bertindak, dalam pada itu Guru Pembimbing akan
menghayati pengalaman yang sangat berguna untuk kemajuannya sendiri dan untuk
kepentingan siswa-siswa asuhnya.
4.7 Perbedaan Kematangan Karir Pada
Siswa SMA Dan SMK Sekolah
menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu
jenjang pendidikan yang dapat dipilih dan ditempuh oleh anak Indonesia dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran secara formal. Untuk dapat memilih sekolah yang
sesuai dengan perencanan karir masa depan siswa secara tepat dibutuhkan
kemtangan karir. Kematangan karir ini meliputi :•
Orientation
to vocational choice (dimensi sikap yang menentukan
pilihan akhir pekerjaannya),
•
information and planning
(dimensi kompetensi individu untuk memilih jenis informasi tentang keputusan
karir masa depannya dan perencanaan yang sudah terlaksana),
•
consistency
of vocational preferences (konsistensi individu dalam pilihan
karir yang disukainya),
•
crystalization
of traits (kemajuan individu ke arah
pembentukan konsep diri),
•
vocational
independence (kemandirian dalam pengalaman
kerja),
•
wisdom
of vocational preferences (dimensi yang berhubungan dengan
kemampuan individu untuk menentukan pilihan yang realistic yang konsisten
dengan tugas-tugas pribadi).
Perbedaan pilihan jenis pendidikan
baik itu SMA maupun SMK maka berbeda kurikulum yang diperoleh, arah tujuan
karir yang diharapkan. serta orientasi dari masing-masing siswa sampai pada
pengambilan keputusannya. Dengan perbedaan tersebut maka berbeda pula
pencapaian kematangan karirnya. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kematangan karir pada siswa SMA
dan SMK. Penelitian ini merupakan penelitian non experiment.
V.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bimbingan
karir adalah usaha bantuan yang diberikan kepada individu untuk mengetahui agar
individu dapat mengenal dirinya, memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja,
merencanakan masa depannya, dengan membentuk kebahagiaan hidup yang sesuai
dengan yang diharapkan.Tujuan
akhir bimbingan dan konseling di sekolah secara umum sama dengan fungsi dan
tujuan pendidikan nasional; sebagaimana tercantum dalam Undang-undang RI No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3, yang berbunyi
sebagai berikut. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.Perbedaan pilihan jenis pendidikan
baik itu SMA maupun SMK maka berbeda kurikulum yang diperoleh, arah tujuan
karir yang diharapkan. serta orientasi dari masing-masing siswa sampai pada
pengambilan keputusannya. Dengan perbedaan tersebut maka berbeda pula
pencapaian kematangan karirnya. 5.2 Saran dan Rekomendasi
Semoga
dengan adanya makalah ini pembaca dapat lebih tahu dan menerapkan program
bimbingan karier, sehingga potensi yang dimiliki dapat sesuia dengan pekerjaan
yang dipilih hingga menimbulkan kesesuian. Dikemudian hari juga diharapkan agar
tulisan tentang program lebih banyak ditulis agar pembaca dapat menemukan
dengan mudah bacaan ini dan tidak menimbulkan kesalahan. VI. DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi. 1991. Bimbingan
dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka cipta.Anoraga,
Pandji. 2006. Psikologi Kerja . PT
Rineka Cipta. JakartaBimo Walgito. 2005. Bimbingan
dan Konseling (Studi & Karir). Yogyakarta: C.V. Andi offset.
Hermawan
Warsito.1992. Pengantar Metodologi Penelitian, Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.Dahlan, M.Al barry1996. Kamus
Ilmiah Populer. Surabaya :Arkol.Munadir. 1996. Program
Bimbingan Karir di Sekolah, Jakarta : B3PTKSM.Prayitno.
Erman, Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.Ridwan, 2004. Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling di sekolah. Yogyakarta:
Pustaka Belajar .
Ruslan Abdul Ghani.1996. Bimbingan
Karir, Bandung: Angkasa.Sukardi, Dewa ketut. 2003. Analisis Tes Psikologi Dalam
Penyelenggaraan Bimbingan di Sekolah.
Jakarta : PT Rineka Cipta .