Kamis, 19 Maret 2015

Bimbingan Konseling Karier

SELAMAT BELAJAR

I.      
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan kondisi ekonomi, sosial, budaya masyarakat semakin pesat. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum maju ada dorongan untuk mengejar ketertinggalannya sehingga dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dapat ikut serta memasuki zaman informasi dan pada akhirnya terciptalah era globalisasi. Era globalisasi mengharuskan setiap komponen dari masyarakat untuk berpacu, meningkatkan kompetensi sehingga mampu menjawab tantangan zaman.Memperoleh karir atau pekerjaan yang layak dan sesuai harapan, merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia yang sehat, di mana pun dan kapan pun mereka berada. Betapa orang akan merasa sangat susah dan gelisah jika tidak memiliki pekerjaan yang jelas, apalagi kalau sampai menjadi pengangguran. Demikian pula banyak orang yang mengalami stress dan frustrasi dalam hidup ini karena masalah pekerjaan.Pentingnya terhadap pengenalan karier yang cocok kepada siswa SMA dan SMK sangat diperhitungkan, dikarenakan untuk menekan angka kesalahan dalam memutuskan karier ketika usai menitih pendidikan. Pemprograman karier sangatlah penting sedini mungkin, maka makalah ini akan membahas tentang program bimbingan karier di SMA dan SMK. 1.2 Tujuan1)     Untuk mengetahuipengertian bimbingan karier.
2)     Untuk mengetahui program bimbingan karier di SMA dan SMK.
3)     Untuk mengetahui tujuan bimbingan karier.
4)     Untuk mengetahui perbedaan bimbingan karier di SMA dan SMK 1.1    Sasaran dan Manfaat
Penulisan makalah ini di tujukan kepada siswa/siswi yang sedang mengenyam pendidikan SMA dan SMK. Dengan adanya makalah ini diharapkan agar setiap individu khususnya siswa agar dapat mengetahui potensi yang dimilikinya agar potensi tersebut dapat berkembang, sehingga dapat menitih karier yang cocok dengan diri individu tersebut.II.    TEORI
2.1 Pendapat Bimbingan Karier menurut PakarBimbingan karir menurut Rochman Natawidja (dalam Anorags, 2006), mendefinisikan bahwa bimbingan karir ialah proses membantu seseorang untuk mengerti dan menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran dunia kerja di luar dirinya, mempertemukan gambaran tentang diri tersebut dengan dunia kerja, untuk pada akhirnya dapat :
·     Memilih bidang pekerjaan

·     Menyiapkan diri untuk bidang pekerjaan

·     Memasukinya
·     Dan
membina karir dalam bidang tersebut.
 Munadir, menjelaskan bahwa bimbingan karir merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu individu dalam memecahkan masalah karir (pekerjaan) untuk memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya untuk masa depannya. Dalam teorinya Donal Super memandang bahwa pemilihan karir merupakan implementasi konsep diri seseorang memiliki kualifikasi untuk bidang pekerjaan dan setiap pekerjaan menuntut suatu pola karakteristik kecakapan dan sifat-sifat pribadi (dengan toleransi yang luas). Bimbingan karir adalah layanan bimbingan yang diberikan pada siswa untuk dapat merencanakan dan mengembangkan masa depannya, berkaitan dengan dunia pendidikan maupun dunia karir.
Menurut Conger (Yusuf, 2006:83) mengemukakan bahwa suatu pekerjaan bagi siswa SMK/SMA merupakan sesuatu yang secara social diakui sebagai cara (langsung atau tidak langsung) untuk memenuhi kebutuhan, mengembangkan perasaan eksis dalam masyarakat, dan memperoleh sesuatu yang diinginkan dan mencapai tujuan hidup.       III. PERMASALAHAN
1)     Apa pengertian bimbingan karier ?
2)     Apa saja pertimbangan perencanaan bimbingan karier SMA dan SMK?
3)     Apa tujuan bimbingan karier di SMA dan SMK ?
4)     Apa pengertian program bimbingan karier ?
5)     Apa tujuan bimbingan karier di SMA dan SMK ?
6)     Apa manfaat penyusunan program bagi konselor ?
7)     Apasaja jenis-jenis layanan bimbingan karier?
                         IV.  PEMBAHASAN
4.1    Pengertian Bimbingan karier
Bimbingan karir di sekolah adalah upaya untuk membantu individu atau siswa untuk memahami dan menggunakan secara luas kesempatan-kesempatan pendidikan, jabatan, dan pribadi yang mereka miliki atau mereka dapat mengembangkan sebagai suatu bentuk bantuan yang sistematis untuk dapat memperoleh penyesuaian baik terhadap sekolah, siswa, maupun kehidupannya.
Bimbingan karir adalah kegiatan dan layanan bantuan kepada para siswa dengan tujuan agar mereka memperoleh pemahaman dunia kerja dan akhirnya mereka mampu menentukan pilihan kerja dan menyusun perencanaan karir. Bimbingan karir merupakan satu system pelaksanaannya perlu ditunjang dengan teknik-teknik bimbingan yang lain, yang terutama diantaranya adalah konseling dalam hal ini konseling karir. Bimbingan karir merupakan usaha individu dalam memecahkan masalah pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan diri dan lingkungannya (dalam Abu, Ahmadi).Menurut beberapa pengertian dari para ahli maka dapat disimpulkan bahwa Bimbingan karir adalah usaha bantuan yang diberikan kepada individu untuk mengetahui agar individu dapat mengenal dirinya, memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja, merencanakan masa depannya, dengan membentuk kebahagiaan hidup yang sesuai dengan yang diharapkan. 4.2    Pertimbangan Perencanaan Bimbingan Karier
1.   Perencanaan Bimbingan Karier di SMA
Ada beberapa kepentingan khusus dalam menghubungkan bimbingan karier dengan siwa-siswa di SMA yaitu:·     Karena banyak siswa akan menyelesaikan pendidikan formalnya di SMA dan karena itu mengakiri kesempatan-kesempatannya untuk analisis dan mudahnya perkembangan kariernya yang sistematik.
·     Penekanan utama bimbingan karier di SMA hendaknya pada perencanaan khusus dan komprehensif tentang pilihan-pilhan pendidikan dan okupasional awal, lanjutan dan masa depan.
·     Karena sifat siswa-siswa SMA dan keragaman tujuan-tujuannya, maka bimbingan karier di SMA harus mencangkup pengalaman-pengalaman konseling dan bimbingan perkembangan yang berkenaan dengan kebiaaan-kebiasaan studi, hubungan-hubungan insani dalam pekerjaan, perencanaan karier dan pendidikan  tehknik-tehknik mencari pekerjaan dan keterampilan-keterampilan wawancara pekerjaan.
·     Keputusan-keputusan harus diambil mengenai bangai mana bimbingan dan penempatan karier akan sesuai atau berbeda di SMA.
·     Siswa SMA dihadapkan pada tekanan-tekanan internal dan eksternal untuk mengambil keputusan-keputusan dan mengejar tipe-tpe hasil khusus
·     Keterampilan-keterampilan verbal dan konseptual siswa-siswa SMA lebih berkembang dari pada mereka yang masih di SMP
·     Karena kombinasi-kombinasi utama dari kemungkinan-kemungkinan sesudah SMA cukup jelas. Bimbingan karier membantu siswa-siswa SMA dalam mempertimbangakan keuntungan-keuntungan dan kerugian-kerugiannya masing-masing.
 2.   Perencanaan Bimbingan Karier di SMK
      Pengaruh perubahan fisik dan psikis terhadap pengembangan persiapan karier.
      Memanfaatan hubungan teman sebaya dalam upaya pengembangan persiapan karier; praktik memanfaatan hubungan teman sebaya dalam upaya pengembangan persiapan karier dan pengembangan karier.
      Keterkaitan antara nilai dan cara-cara bertingkah laku dalam kehidupan
      Pengaruh kemampuan, bakat, dan minat terhadap karier; identifikasi pengaruh kemampuan, bakat, dan minat sendiri terhadap pilihan karier; identifikasi arah kecenderungan karier sendiri sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minat; identifikasi apresiasi berbagai jenis karier termasuk karier dalam bidang seni tanpa terlalu terikat pada kemampuan, bakat, dan minat sendiri.
      Keterkaitan pengetahuan dan keterampilan program SMK dengan karier -karier tertentu; praktik peningkatan keterkaitan pengetahuan dan keterampilan program SMK dengan karier-karier tertentu; keterkaitan pengetahuan dan keterampilan program SMK dengan arah pengembangan karier yang diinginkan; identifikasi pilihan pengembangan persiapan karier yang diinginkan; identifikasi peranan kehidupan masyarakat untuk pengembangan persiapan karier yang diinginkan; praktik peranan kehidupan masyarakat untuk pengembangan persiapan karier yang diinginkan.
      Kehidupan karier sesuai dengan gambaran tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi; cara-cara mewujudkan sikap dasar dalam pengembangan karier untuk kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi, serta penerapannya.
      Penerapan sistem etika dan nilai dalam pekerjaan dan pengembangan karier.
 4.3    Tujuan Bimbingan Karier
Tujuan akhir bimbingan dan konseling di sekolah secara umum sama dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional; sebagaimana tercantum dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3, yang berbunyi sebagai berikut. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 
  1. Tujuan Bimbingan Karier di SMA
Pelajar di sekolah menengah atas akan sampai pada tingkat kematangan karir yang berbeda melalui rute yang berbeda (lancar atau tidak lancar), maka  aktivitas bimbingan karier harus memiliki tiga penekanan yaitu: mendorong perkembangan karier, menyediakan perlakuan, dan membantu penempatan (mengacu kepada perpindahan pelajar ketingkat pendidikan selanjutnya atau kekehidupan pekerjaan).Kegiatan bimbingan karier pada sekolah menengah atas harus bisa mengantar setiap pelajar untuk menanggulangi tugas perkembangan menuju perkembangan karier, dan membimbing pelajar kepada kreasi dan prestasi dari seperangkat pilihan dan rencana yang akan di tetapkan. Penekanan-penekanan utama dalam aktivitas-aktivitas bimbingan karier untuk berbagai individu haruslah didasarkan pada intensitas perencanaan, kesiapan berpartisipasi dalam kehidupan sebagai pribadi yang independent, dan keterarahan individu-individu kepada tujuan.Dalam hubungan dengan itu, the nasional conference on Guidance, Counseling, and placement in Career Development and Education Occupasional Decision-Making merekomendasikan tujuan-tujuan untuk aktivitas bimbingan karier di sekolah menengah atas sebagai berikut:·   Siswa mengembangkan kesadaran akan perlunya implementasi yang lebih khusus dari tujuan-tujuan karier.
·   Siswa mengembangkan rencana-rencana yang lebih khusus guna mengimplementasikan tujuan-tujuan karier.
·   Siswa melaksanakan rencana-rencana untuk dapat memenuhi syarat-syarat memasuki pekerjaan dengan mengambil mata pelajaran di tingkat sekolah lanjutan, dengan latihan dalam jabatan, atau dengan mengejar latihan lebih lanjut di perguruan tinggi atau pendidikan pasca sekolah lanjutan yang mengantar pada kualifikasi-kualifikasi untuk suatu okupasi khusus.
 Hermawan mengemukakan tujuan tujuan bimbingan karier di SMA yang meliputi membantu siswa siswa belajar untuk:·   Menunjukkan hubungan antara hasil-hasil belajar, nilai-nilai aspirasi aspirasi pendidikan dan kariernya
·   Menganalisis kompetensi pribadi sekarang dalam keterampilan keterampilan yang diperlukan untuk pilihan-pilihan karier dan mengembangkan rencana-rencana untuk memperkuat keterampilan ini bila di perlukan
·   Memegang tanggung jawab dalam perencanaan karier dan konsekuensi- konsekuensinya.
·   Siap untuk memenuhi syarat bagi taraf memasuki pekerjaan-pekerjaan dengan mengambil mata pelajaran yang sesuai, dengan pendidikan kooperatif, atau dengan latihan-latihan dalam jabatan.
·   Siap untuk memenuhi syarat bagi pendidikan pasca sekolah lanjutan dengan mengambil mata pelajaran yang diperlukan oleh tipe program dan lembaga yang diinginkan (perguruan tinggi, perdagangan, atau perusahaan)
·   Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan keterampilan yang berhubungan dengan kehidupan sebagai konsumen.
·   Mengembangkan keterampilan-keterampilan yang berhubungan dengan penggunaan efektif waktu luang.
·   Secara sistematis dapat menguji realitas pilihan-pilihan karier dengan menghubungkannya dengan hasil belajar dalam mata pelajaran.
  1. Tujuan Bimbingan Karier di SMK
Posisi layanan bimbingan karier di SMK hendaknya mampu membantu siswa menyelesaikan tugas perkembangannya di bidang karier yang berada pada tahap eksplorasi.  Posisi layanan bimbingan karier di SMK adalah membantu siswa mencari dan menemukan bidang karier yang cocok dengan dirinya. Layanan bimbingankarier di SMK hendaknya membantu siswa agar mampu:·     Mengembangkan kesadaran akan perlunya penerapan yang lebih khusus dari tujuan karier;
·     Mengembangkan rencana-rencana yang lebih khusus guna menerapkan tujuan karier;
·     Melaksanakan rencana-rencana untuk dapat memenuhi syarat guna memasuki pekerjaan dengan mengambil mata pelajaran yang mendukung pekerjaan, latihan dalam jabatan, dan mengejar latihan lebih lanjut di perguruan tinggi atau pendidikan setelah sekolah lanjutan yang mengantarkan siswa pada kualifikasi untuk suatu pekerjaan khusus.
 Adapun secara khusus, tujuan bimbingan karier di SMK adalah untuk membantu atau memfasilitasi perkembangan individu (siswa) agar memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut :
  • Dapat memahami dan menilai dirinya sendiri, terutama yang berkaitan 
dengan potensi yang ada dalam dirinya, mengenai kemampuan minat, 
bakat, sikap dan cita-citanya.
  • Memahami dan menyadari nilai-nilai yang ada dalam dirinya dan yang 
ada dalam masyarakat.
  • Mengetahui berbagai macam pekerjaan yang berhubungan dengan 
potensi yang ada dalam dirinya, mengetahui jenis-jenis pendidikan dan latihan yang diperlukan bagi suatu bidang tertentu, memahami hubungan bidang usaha dirinya sekarang dengan masa depannya.
  • Menemukan hambatan-hambatan yang mungkin timbul yang disebabkan oleh dirinya sendiri dan faktor lingkungan, serta mencari jalan untuk dapat mengatasi hambatan-hambtan tersebut.
  • Para siswa dapat merencanakan masa depannya serta menemukan karir dan kehidupannya yang serasi dan sesuai.

  • Membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier. Misalnya, apabila seorang siswa bercita-cita menjadi pemandu wisata, dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karier kepariwisataan.
 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan kariryang ada di SMA ataupun di SMK merupakan salah satu usaha untuk memberikan persiapan dalam merencanakan dunia karir untuk masa depannya. 4.4    Jenis-Jenis Layanan Bimbingan Karier
1)     Layanan Orientasi
Layanan orientasi merupakan layanan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya. Allan dan McKean menegaskan bahwa tanpa program-program orientasi, periode penyesuaian untuk sebagian besar siswa berlangsung kira-kira tiga atau empat bulan. Dalam kaitan itu, penelitian Allan dan McKean menunjukkan beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, yaitu :
  • Program orientasi yang efektif mempercepat proses adaptasi dan juga memberikan kemudahan untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
  • Murid-murid yang mengalami masalah penyesuaian kurang berhasil disekolah.
  • Anak-anak dari kelas sosio-ekonomi yang rendah memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyesuaikan diri daripada anak- 
14 
anak dari kelas sosio-ekonomi yang lebih tinggi.

 2)     Layanan Informasi
Layanan informasi adalah layanan berupa pemberian pemahaman kepada siswa tentang hal yang diperlukan untuk menjalani tugas dan kegiatan di sekolah dan untuk menentukan dan mengarahkan tujuan hidup. Adapun bahan informasi yang diberikan pada siswa sesungguhnya adalah data yang telah dikumpulkan dan diolah, informasi yang diberikan adalah informasi yang relevan dengan kebutuhan siswa dalam rangka pemahaman diri, lingkungan, pengarahan diri, pembuatan keputusan-keputusan tentang pilihan, dan pemecahan masalah yang dihadapi.Jenis-jenis informasi yang diberikan kepada siswa yaitu :
  • Informasi bidang pribadi
  • Informasi bidang sosial
  • Informasi bidang belajar.
  • Informasi bidang karir.
 3)     Layanan Penempatan
Layanan penempatan adalah upaya terencana dan sistematis untuk menempatkan siswa pada posisi atau tempat yang sesuai dengan bakat minat dan kemampuannya.
  • Layanan Penempatan di dalam Kelas
  • Penempatan ke dalam Kelompok Belajar.
  • Penempatan ke dalam Kegiatan Ko/Eksta Kurukuler
  • Penempatan ke Jurusan/Program Studi.
 4)     Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran adalah layanan yang diberikan kepada siswa agar mampu mengembangkan sikap dan kebiasaan yang baik. Pembelajaran adalah proses dirancang untuk membawa siswa aktif dalam suasana belajar yang penuh dengan makna, merangsang siswa untuk menggali, menemukan dan menguasai pelajaran. Layanan pembelajaran dapat diberikan melalui tahap-tahap sebagai berikut :·       Pelayanan siswa yang mengalami masalah belajar.
·       Masalah belajar memilki berbagai macam bentuk seperti : Prestasi 
dibawah kemampuan, yaitu keadaan siswa yang memilki prestasi 
dibawah kemampuan yang dimilki.
·       Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki 
kemampuan inteligensi yang sangat tinggi. Sehingga ia dapat menyerap materi pelajaran dengan cepat melebihi teman-teman yang lain.
·       Sangat lambat dalam belajar, yaitu siswa yang mempunyai kemampuan akademik jauh berada di bawah teman sebaya.
·       Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam belajar. Hal ini juga merupakan penyakit rohani yang bila tidak segera diantisipasi bias meruntuhkan masa depannya.
·       Sikap mental yang buruk dalam belajar, yaitu kebiasaan buruk yang 
dilakukan siswa, seperti menunda-nunda pekerjaan, suka bersantai, 
tidak serius, membenci guru, membenci mata pelajaran dan sebagainya.
 5)     Layanan Bimbingan Individu
Bimbingan individu adalah pelayanan khusus dalam hubunganlangsung tatap muka antara konselor dan klien. Dalam hubungan ini klien dicermati dan diupayakan pengentasannya, sedapat-dapatnya dengan kekuatan klien sendiri. 6)     Layanan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok adalah layanan yang diberikan kepada sekelompok siswa baik ada masalah atau tidak ada masalah. Jumlah anggota berkisar antara 10-30 orang.
Bimbingan kelompok diberikan dalam suasana kelompok. Gazda mengemukakan bahwa bimbingan kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat. 4.5    Program Bimbingan Karier
Setiap kegiatan perlu didahului dengan pembuatan suatu program. Hal ini agar apa yang menjadi tujuan semula dapat tercapai atau sekurang- kurangnya membatasi penyimpangan yang terlalu jauh. Sebab dengan pembuatan suatu program telah dipertimbangkan dengan kondisi tempat, sekolah, kemampuan yang ada, fasilitas, kesempatan, sasaran didik, personalia dan sebainya. Program Bimbingan Karir secara umum yang meliputi karier di sekolah SMA dan SMK antara lain :
· Pelaksanaan bimbingan karir di sekolah harus didasarkan kepada hasil penelusuran yang cermat terhadap kemampuan dan minat siswa serta pola dan jenis karir dalam masyarakat.
· Pemilihan dan penentuan jenis bidang karir didasarkan kepada keputusan siswa sendiri melalui penelusuran kemampuan dan minat serta pengenalan karir dalam masyarakat, baik karir yang telah berkembang maupun karir yang mungkin dapat dikembangkan dalam mayarakat.
· Pelaksanaan bimbingan karir harus merupakan sustu proses yang 
berjalan terus mengikuti pelaksaan program pendidikan di sekolah 
dan sebaiknya juga setelah tamat sekolah.
· Pelaksanaan bimbingan karir harus merupakan perpaduan 
pendayagunaan setinggi-tingginya potensi siswa dan potensi 
lingkungannya.
· Pelaksanaan bimbingan karir jangan sampai menimbulkan tambahan 
beban pembiayaan yang berlebihan.
· Pelaksanaan bimbingan karir harus menjalin hubungan kerja sama 
antara sekolah, dengan unsur-unsur di luar sekolah, dan bersifat saling menunjang fungsi masing-masing serta mengarah kepada pencapaian tujuan pembinaan generasi muda yang diharapkan.
· Tujuan penyusunan program tidak lain agar kegiatan BK disekolah dapat terlaksana dengan lancar, efektif, dan efisien, serta hasil-hasilnya dapat dinilai.
 4.6 Cara Penyusunan Program
  1. Memfasilitasi Perkembangan Pengetahuan Dunia Kerja
Pengetahuan tentang dunia kerja adalah segala informasi tentang dunia kerja. Hal itu penting dilakukan agar siswa mengalami kemudahan dalam memiliki informasi berbagai hal tentang pekerjaan, baik yang diminati maupun tidak diminati. Tujuan proses ini adalah agar siswa memiliki wawasan yang jelas dan luas tentang berbagai pekerjaan. Secara garis besar pengetahuan dunia kerja tercakup dalam lima aspek.Pertama, pengetahuan tentang cara orang lain (yang sudah berkarier) mempelajari pekerjaan. Pengetahuan ini akan menjadi bahan pertimbangan bagi siswa dalam mengidentifikasi dan menentukan pekerjaan yang akan menjadi bidang karier pilihannya di masa depan.
Kedua, pengetahuan tentang cara orang lain (yang sudah berkarier) memahami minat dan kemampuannya dalam berkarier. Banyak cara untuk memahami minat dan kemampuan. Bahkan, di zaman sekarang, minat dan kemampuan dapat dengan segera diketahui melalui berbagai jenis tes. Umumnya, baru sebatas informasi sehingga belum dapat dijadikan dasar untuk menentukan pengambilan keputusan karier. Tentu akan berbeda hasilnya jika cara memahami minat dan kemampuan dalam berkarier digali dari orang lain terutama yang berhasil dalam berkarier. Siswa akan mengetahui cara mengaktualkannnya dalam menempuh perjalanan karier.
Ketiga, pengetahuan tentang persyaratan yang dibutuhkan untuk memasuki sebuah pekerjaan. Pengetahuan ini mencakup persyaratan fisik, administrasi, dan akademik. Bahkan, pengetahuan tentang persyaratan personal dan profesional. Apabila siswa ingin berkarier dalam bidang profesi pendidikan,
misalnya guru, ia harus mengetahui bahwa salah satu persyaratan fisiknya tidak mengalami kecacatan yang dapat menghambat pembelajaran, persyaratan administrasinya mengirim lamaran, persyaratan akademiknya memiliki ijazah sarjana kependidikan dengan IPK tertentu.Keempat, pengetahuan tentang tugas beberapa pekerjaan. Agar siswa tidak gamang dengan pelaksanaan suatu pekerjaan tertentu, ia perlu memiliki pengetahuan tentang tugas dan kewajiban pekerjaan tertentu, terutama beberapa pekerjaan yang diminatinya. Misalnya, rincian tentang deskripsi pekerjaan, dan lama jam kerja.
Kelima, pengetahuan tentang alasan orang lain berganti atau pindah pekerjaan.Pengetahuan ini amat penting terutama untuk mengembangkan dasar-dasar logika siswa dalam memilih pekerjaan yang diminatinya. Dengan berbekal kemampuan ini dasar pertimbangan siswa memilih suatu pekerjaan sebagai bidang kariernya betul-betul berangkat dari pertimbangan logis bukan semata pertimbangan minat saja lebih-lebih jika hanya menggunakan pertimbangan emosional.
 
  1. Memfasilitasi Pengetahuan tentang Kelompok Pekerjaan yang Lebih Disukai
Jika dalam mengembangkan pengetahuan tentang informasi dunia kerja konselor atau guru memberi kemudahan kepada siswa untuk memiliki informasi umum tentang berbagai pekerjaan baik yang diminati maupun tidak, dalam mengembangkan pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang lebih disukai konselor atau guru memberi kemudahan kepada siswa untuk memiiki pengetahuan tentang pekerjaan tertentu yang diminatinya. Mungkin hanya satu pekerjaan yang ia minati atau mungkin beberapa pekerjaan. Ini penting dilakukan agar siswa mengalami kemudahan dalam memiliki informasi berbagai hal tentang pekerjaan yang diminatinya. Tujuan mendasar dari proses ini adalah agar siswa memiliki wawasan yang jelas dan spesifik tentang pekerjaan yang ia minati Secara garis besar pengetahuan dunia kerja yang lebih disukai tercakup dalamlima aspek. Pertama, pengetahuan tentang tugas dari pekerjaan yang diminati.Misalnya, siswa mengetahui dan memahami deskripsi pekerjaan, tuntutan kerja, dan kewajiban kerja. Kedua, pengetahuan tentang peralatan atau perlengkapan yang dibutuhkan dari pekerjaan yang diminati. Ketiga, mengetahui persyaratan fisik dari pekerjaan yang diinginkan. Keempat, mampu mengidentifikasi alasan dalam memilih pekerjaan yang diminati. Kelima, mengetahui risiko-risiko yang mungkin muncul dari bidang pekerjaan yang diminati.
  1. Memfasilitasi Pengetahuan tentang Membuat Keputusan
Pembuatan keputusan berarti proses penentuan pilihan. Memfasilitasipengembangan pengetahuan tentang membuat keputusan berarti proses bantuan untuk memudahkan siswa menentukan pilihan, yang dalam konteks ini adalah pilihan karier. Ini penting bagi siswa agar keputusan-keputusan hidup selama menjadi siswa dapat mendasari keputusan karier masa depannya. Tujuan upaya ini adalah agar mereka dapat menentukan keputusan kariernya dengan tepat ketika masuk dunia kerja untuk berkarier.Ada tiga aspek yang mendasari pengetahuan tentang membuat keputusanKarier, yaitu :Pertama, pemahaman tentang cara dan langkah-langkah membuat keputusan karier.
Kedua, dorongan dan aktivitas dalam mempelajari bagaimana orang lain, terutama orang yang berhasil dalam kariernya, membuat keputusan karier.
Ketiga, kemampuan menggunakan pengetahuan dan pemikiran untuk membuat keputusan karier. Segala pengetahuan yang diperoleh siswa diarahkan agar mereka mampu mendasari keputusan karier masa depannya. Agar keputusan karier tidak hanya didasari oleh minat dan/atau emosi saja, kemampuan berpikir logis perlu dikembangkan sehingga pengambilan keputusan karier berangkat dari alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
 
  1. Memfasilitasi Perencanaan Karier
Perencanaan karier adalah aktivitas siswa yang mengarah pada keputusankarier masa depan. Aktivitas perencanaan karier sangat penting bagi siswa terutama untuk membangun sikap siswa dalam menenmpuh karier masa depan. Tujuan utamanya adalah siswa memiiki sikap positif terhadap karier masa depan terutama bidang karier yang diminatinya.Ada lima aktivitas yang perlu difasilitasi konselor atau guru dalam perencanaan karier siswa.Pertama, mempelajari semua informasi tentang karier, mulai dari konsepsi tentang karier, langkah-langkah pengambilan keputusan karier, jenis karier, cara memperoleh karier, cara berpindah karier, dan lain-lain.
Kedua, berdiskusi dengan orang yang dituakan tentang rencana karier masa depan. Orang yang dituakan, misalnya orang tua, kakak, konselor, guru, dan ustad.
Ketiga, mengikuti kursus sesuai dengan bidang karier yang diminati. Misalnya, bagi siswa yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi pada program studi Bahasa Inggris ia sebaiknya memperoleh kemudahan dari pihak sekolah untuk mengikuti atau memperdalam bahasa Inggris.
Keempat, berpartisipasi dalam kegiatan ekstra kurikuler atau bekerja paroh waktu (part time), sesuai dengan karier yang diminati. Misalnya, dikembangkan program magang sesuai dengan minat karier siswa.
Kelima, mengikuti pelatihan atau pendidikan yang sesuai dengan minat karier masa depan.
 
  1. Memfasilitasi Eksplorasi Karier
Eksplorasi karier adalah aktivitas siswa untuk memanfaatkan orang tua, guru, konselor, ahli dalam karier, buku-buku, atau sumber lain yang relevan sebagai sumber informasi karier. Pentingnya eksplorasi karier seperti ini adalah agar siswa mampu memanfaatkan berbagai sumber informasi karier sehingga iamemiliki informasi karier yang lengkap. Ada dua aspek yang perlu difasilitasi konselor agar eksplorasi karier siswa optimal. Pertama, memfasilitasi tumbuhnya keinginan untuk memanfaatkan sumber-sumber informasi karier. Pada aspek ini perlu difasilitasi keinginan dan komitmen yang kuat untuk senantiasa memanfaatkan sumber informasi karier. Kedua, memfasilitasi proses pemanfaatan sumber informasi karier sehingga sumber informasi karier yang berupa manusia seperti guru, konselor dan lain-lain atau benda, seperti buku dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi karier.  
  1. Memfasilitasi Realisme
Realisme adalah komitmen untuk memilih karier yang realistis, yakni pemilihan karier yang mempertimbangkan kondisi objektif karakteristik diri sendiri, kesempatan, dan tuntutan lingkungan. Tujuan utama memfasilitasi relisme adalah agar siswa mampu menentukan pilihan karier masa depan secara realistis. Ada empat kemampuan yang perlu dikembangkan pada diri siswa sebagai aspek realisme. Pertama, pengembangan kemampuan memahami kelebihan dan kekurangan diri berkaitan dengan pilihan karier masa depan. Kedua, pengembangan kemampuan menganalisis faktor-faktor yang akan mendukung pilihan karier masa depan. Ketiga, pengembangan kemampuan menanalisis kesempatan yang berkaitan dengan pilihan karier masa depan. Keempat, pengembangan kesadaraan dan penerimaan diri secara realistis atau apa adanya berkaitan dengan pilihan karier masa depan. 4.6    Manfaat Penyusunan Program
Prayitno (2000) mengemukakan beberapa keuntungan disusunnya suatu program, yaitu :·   Memungkinkan Guru Pembimbing untuk menghemat waktu, usaha, biaya, dengan menghindarkan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, daan usaha coba-coba yang tidak menguntungkan.
·   Siswa asuh akan menerima pelayanan bimbingan dan konseling secara seimbang dan menyeluruh, baik dalam hal kesempatan, bidang bimbingan dan jenis-jenis layanan bimbingan yang diperlukan.
·   Setiap Guru Pembimbing harus mengetahui peranannya masing-masing dan mengetahui pula bilamana dan dimana harus bertindak, dalam pada itu Guru Pembimbing akan menghayati pengalaman yang sangat berguna untuk kemajuannya sendiri dan untuk kepentingan siswa-siswa asuhnya.
       4.7    Perbedaan Kematangan Karir Pada Siswa SMA Dan SMK            Sekolah menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenjang pendidikan yang dapat dipilih dan ditempuh oleh anak Indonesia dalam mengikuti kegiatan pembelajaran secara formal. Untuk dapat memilih sekolah yang sesuai dengan perencanan karir masa depan siswa secara tepat dibutuhkan kemtangan karir. Kematangan karir ini meliputi :        Orientation to vocational choice (dimensi sikap yang menentukan pilihan akhir pekerjaannya),
        information  and planning (dimensi kompetensi individu untuk memilih jenis informasi tentang keputusan karir masa depannya dan perencanaan yang sudah terlaksana),
        consistency of vocational preferences (konsistensi individu dalam pilihan karir yang disukainya),
        crystalization of traits (kemajuan individu ke arah pembentukan konsep diri),
        vocational independence (kemandirian dalam pengalaman kerja),
        wisdom of vocational preferences (dimensi yang berhubungan dengan kemampuan individu untuk menentukan pilihan yang realistic yang konsisten dengan tugas-tugas pribadi).
 Perbedaan pilihan jenis pendidikan baik itu SMA maupun SMK maka berbeda kurikulum yang diperoleh, arah tujuan karir yang diharapkan. serta orientasi dari masing-masing siswa sampai pada pengambilan keputusannya. Dengan perbedaan tersebut maka berbeda pula pencapaian kematangan karirnya. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kematangan karir pada siswa SMA dan SMK. Penelitian ini merupakan penelitian non experiment.
        V.     PENUTUP
5.1    Kesimpulan
Bimbingan karir adalah usaha bantuan yang diberikan kepada individu untuk mengetahui agar individu dapat mengenal dirinya, memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja, merencanakan masa depannya, dengan membentuk kebahagiaan hidup yang sesuai dengan yang diharapkan.Tujuan akhir bimbingan dan konseling di sekolah secara umum sama dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional; sebagaimana tercantum dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3, yang berbunyi sebagai berikut. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Perbedaan pilihan jenis pendidikan baik itu SMA maupun SMK maka berbeda kurikulum yang diperoleh, arah tujuan karir yang diharapkan. serta orientasi dari masing-masing siswa sampai pada pengambilan keputusannya. Dengan perbedaan tersebut maka berbeda pula pencapaian kematangan karirnya. 5.2    Saran dan Rekomendasi
Semoga dengan adanya makalah ini pembaca dapat lebih tahu dan menerapkan program bimbingan karier, sehingga potensi yang dimiliki dapat sesuia dengan pekerjaan yang dipilih hingga menimbulkan kesesuian. Dikemudian hari juga diharapkan agar tulisan tentang program lebih banyak ditulis agar pembaca dapat menemukan dengan mudah bacaan ini dan tidak menimbulkan kesalahan.       VI.  DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi. 1991. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka cipta.Anoraga, Pandji. 2006. Psikologi Kerja . PT Rineka Cipta. JakartaBimo Walgito. 2005. Bimbingan dan Konseling (Studi & Karir). Yogyakarta: C.V. Andi offset.
Hermawan Warsito.1992. Pengantar Metodologi Penelitian, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Dahlan, M.Al barry1996. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya :Arkol.Munadir. 1996. Program Bimbingan Karir di Sekolah, Jakarta : B3PTKSM.Prayitno. Erman, Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : PT. Rineka Cipta.Ridwan, 2004. Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling di sekolah. Yogyakarta: Pustaka Belajar .
Ruslan Abdul Ghani.1996. Bimbingan Karir, Bandung: Angkasa.Sukardi, Dewa ketut. 2003. Analisis Tes Psikologi Dalam Penyelenggaraan     Bimbingan di Sekolah. Jakarta : PT Rineka Cipta .